Ada Amal, Ada Balasannya
MOH. TAUBAT NASUHA, S.Pd.I
ألحَمْدُ لِلّهِ. ألحَمْدُ لِلّهِ الذِي جَزَى
العَامِلِيْنَ. وأحَبَّ الطَّائِعِيْنَ. وَأبْغَضَ العَاصِيْنَ. أشْهَدُ أنْ لاَ اِلهَ
اِلااللهُ. وَأشْهَدُ أنَّ مُحَمّدًا رَسُوْلُ اللهِ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمّدٍ الهَادِي اِلَى صرَاطِكَ المُسْتَقِيْمِ. وَعَلَى
آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِكَ الْقَوِيْمِ. أمَّا بَعْدُ.
فَيَا عِبَادَاللهِ اتَّقُوْاللهَ الّذِي لا اِلهَ سِوَاهُ وَاعْلَمُوا أنَّ
اللهَ أمَرَكُمْ بِالطَّاعَةِ والْعِبَادَةِ. وَنَهَاكُمْ بِالظُّلْمِ وَالْمَعْصِيَةِ.
فَلا يَكُوْنُ ذلِكَ اِلاَّ لِخُسْرَانِكُمْ وَهَلالِكُمْ. وَلَكِنِّ
اللهَ يَرْحَمُكُمْ وَأنْزَلَ نِعَمَهُ عَلَيْكُمْ. فَأَطِيْعُوْهُ وَاعْمَلُوا
الصَّالِحَاتِ وَاجْتَنِبُوا عَنِ السَّيِّئَاتِ. لِأَنَّ اللهَ جَزَى
أَعْمَالَكُمْ. أَثَابَكُمْ بِصَالِحِ أَعْمَالِكُمْ. وَعَذَّبَكُمْ بِسَيّءِ
أَفْعَالِكُمْ
Jama’ah Shalat Jum’at yang
berbahagia
Umat
Islam tentu mengetahui, mengakui dan menyadari dengan sepenuhnya, bahwa dirinya
diciptakan oleh Allah SWT dari tidak ada menjadi ada; dari tidak berdaya
menjadi berdaya, dan berdaya upaya; dari lemah menjadi dapat berbuat sesuatu;
dari menangis menjadi kuat dan perkasa serta menguasai alam ini. Itu semua
bertujuan agar manusia selalu mengabdi kepada-Nya. Kita diciptakan bukan supaya
bermusuh-musuhan, bukan untuk saling membunuh, bukan untuk berfoya-foya, bukan
untuk bersanang-senang yang dapat melupakan Sang Pencipta Allah Rabbul ‘Alamin, juga
bukan untuk berbuat kerusakan. KIta diciptakan semata-mata untuk beribadah dan
mengabdi kepada-Nya.
Pengabdian
hamba yang baik dan ihlas pasti tidak akan sia-sia. Karena disamping hal itu
merupakan bukti kepatuhan dan ketaatan kepada penciptanya, kita juga akan
diberi imbalan, balasan yang berupa kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Jama’ah Shalat Jum’at yang
berbahagia
Manusia
adalah makhluk sosial, makhluk bermasyarakat yang tida bisa hidup sendiri, tapi
membutuhkan orang lain. Manusia yang menginginka keturunan pun membutuhkan
manusia yang lain.
Manusia
yang baru dilahirkan dari rahim ibunya tidak berdaya dan tidak dapat berbuat
sesusatu, kecuali bergerak dan menangis. Nah, pada saat-saat demikian inilah ia
membutuhkan pertolongan orang lain, seperti: bidan, dan lain-lain.
Manusia
yang meninggal dunia tidak bisa memandikan diri sendiri, membungkus dirinya
dengan kain kafan, bersembahyang dan mengubur dirinya sendiri, akan tetapi
harus dimandikan dibungkus dan dikafan, disembahyangkan dan dikubur oleh orang
lain
Bahkan
untuk makan sesuap nasi pun manusia membutuhkan kerja sama dengan berbagai
orang. Mereka akan menerima pahala dan siksa dari Allah besok di akhirat,
menurut baik dan buruk yang dikerjakannya.
Oleh
karena itu, manusia yang akan mengerjakan sesuatu pekerjaan, pasti akan
berfikir terlebih dahulu, apakah yang akan dikerjakan itu termasuk kebaikan
ataukah keburukan, ketaatan atau kemaksiatan dan kedurhakaan? Apabila yang
dikerjakan itu ternyata kebaikan dan ketaatan, pasti ia mendapat pahala. Tapi
apabila ternyata keburukan, kemaksiatan dan kedurhakaan, pasti akan mendapat
siksa dari Allah SWT.
Jama’ah Shalat Jum’at yang berbahagia
Jadi
manusia akan mendapat pahala karena amal baiknya, dan mendapat dosa dan siksa
karena amal jeleknya. Seperti yang difirmankan Allah SWT dalam Al-Qur’an surat
az-Zalzalah ayat 7-8:
فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْراً يَرَه. وَمَن
يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرّاً يَرَهُ
“Barangsiapa yang mengerjakan
kebaikan seberat zarrah pun, niscaya dia melihat (balasan)nya . Dan barangsiapa
yang mengerjakan kejehatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat
(balasan)nya (pula).”
Yang
tersebut tadi adalah pahala dan dosa akibat perbuatan sendiri, bukan karena
orang lain.
Dalam
Islam memang tidak ada dosa warisan. Sehingga anak tidak akan menerima bagian
sedikit pun dari dosa dosa orang tuanya. Nabi adam AS dan ibunda Hawa pernah
melanggar larangan Allah SWT, sedikit pun kita umat manusia sebagai
keturunannya tidak diberi dosa warisa dari beliau.
Siapa
yang berbuat kebaikan, akan mendapat balasan pahala dari Allah SWT, dan siapa
yang berbuat kejahatan, akan mendapat siksa dari-Nya.
Allah
berfirman dalam surat al-Baqarah ayat 286 :
لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ
“Ia mendapat pahala (dari kebajikan)
yang diusahakan dan ia mendapat siksa (dari kejahatan ) yang dikerjakannya.”
Islam
menegaskan, bahwa setiap bayi yang keluar dari rahim ibunya itu suci, tidak
berdosa sampai ia dewasa. Dan apabila ia telah menjadi orang yang dewasa, maka
barulah amal perbuatannya itu dicatat sebagaimana lainnya, yang baik diberi
pahala dan yang jahat diberi dosa.
Hadis
Nabi Muhammad SAW Yang diriwayatkan Abu Ya’la dalam Musnad Tabrani dan Baihaqi menerangkan
sebagai berikut :
كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ
عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ
يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أوْ يُمَجِّسَانِهِ
“Tiap-tiap bayi itu dilahirkan dalam
keadaan suci bersih sehingga menjadi fasih lisannya, lalu ayah ibunya
menjadikan orang beragama Yahudi, Kristen atau Majusi.”
Dan
hadis lain yang diriwyatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal, Abu Dawud dan al-Hakim
menerangkan sebagai berikut:
رُفِعَ الْقَلَمُ عَلَي ثَلَاثَةٍ عَنِ الْمَجْنُوْنِ
الْمَغْلُوْبِ عَلَي عَقْلِهِ حَتَّى يَبْرَأَ وَعَنِ النَّائِمِ حَتَّى يَسْتَيْقِظُ
وَعَنِ الصَّبِيِّ حَتَّى يَحْتَلِمَ
“Pena (malaikat) itu diangkat
(maksudnya: perbuatan manusia tidak ditulis, tidak dicatat) dari tiga macam
orang : 1. Orang gila hingga ia sembuh gilanya. 2. Orang yang tidur hingga ia
terjaga (bangun dari tidurnya), dan 3. Anak kecil hingga ia menjadi baligh
(dewasa)."
Dalam
surat an-Najm ayat 38-41diterangkan sebagai berikut :
أَلَّا تَزِرُ وَازِرَةٌ
وِزْرَ أُخْرَى. وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَانِ
إِلَّا مَا سَعَى. وَأَنَّ سَعْيَهُ سَوْفَ يُرَى. ثُمَّ يُجْزَاهُ الْجَزَاء
الْأَوْفَى
“Bahwasannya seseorang yang berdosa
tidak akan memikul dosa orang lain. Dan bahwasannya seorang manusia tidak
memperoleh selain apa yang diusahakannya.Dan bahwasannya usahanya itu kelak
akan diberi balasan yang paling sempurna.”
Jama’ah Shalat Jum’at yang
berbahagia
Dengan
demikian, kita dituntut untuk berbuat kkebajikan sebanyak-banyaknya. Karena
kita sendirilah yang akan menerima balasan pahala darinya disamping kebehagiaan
duniawi.
Kita
juga dituntut menjauhi kejahatan, kedurhakaan dan kemaksiatan agar menjadi
orang yang selamat di dunia dan akhirat.
Apabila
kita perhatikan firman-firman allah SWT dan sabda-sabda Nabi Muhammad SAW tadi,
kita akan dapat memetik kesimpulan sebagai berikut:
1. Manusia dilahirkan dalam keadaan suci, tidak mempunyai dosa, baik akibat perbuatannya sendiri maupun akibat perbuatan orang tua atau leluhurnya.
2. Semua pahal atau siksa yang diberikan Allah SWT kepada manusia adalah balasan yang setimpal dari perbuatannya sendiri, baik secara langsung maupun tidak.
1. Manusia dilahirkan dalam keadaan suci, tidak mempunyai dosa, baik akibat perbuatannya sendiri maupun akibat perbuatan orang tua atau leluhurnya.
2. Semua pahal atau siksa yang diberikan Allah SWT kepada manusia adalah balasan yang setimpal dari perbuatannya sendiri, baik secara langsung maupun tidak.
مَنْ سَنَّ فِيْ الْاِسْلاِمِ سُنَّةً
حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أنْ
يَنْقُصَ مِنْ اُجُوْرِهِمْ شَيْئٌ وَمَنْ سَنَّ فِي الْاِسْلاَمِ سُنَّةً
سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُمَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ
غَيْرِ أنْ يَنْقُصِ مِنْ أوْزَارِهِمْ شَيْئٌ
“Barangsiapa memberikan contoh yang
baik dalam Islam maka baginya pahala dan pahala orang yang mengerjakannya
sesudahnya tanpa dikurangi sedikit pun dari pahala mereka, dan barangsiapa yang
memberikan contoh jelek dalam Islam maka atasnya dosanya dan dosa orang yang
mengerjakan sesudahnya tanpa dikurangi sedikit pun dari dosa dosa mereka."
Sehubungan
dengan hadis tersebut, Allah SWT berfirman dalam surat Yasin Ayat 12 sebagai
berikut :
إِنَّا نَحْنُ نُحْيِي الْمَوْتَى وَنَكْتُبُ مَا
قَدَّمُوا وَآثَارَهُمْ وَكُلَّ شَيْءٍ أحْصَيْنَاهُ فِي إِمَامٍ مُبِينٍ
“Sesungguhnya kami menghidupkan orang
orang mati dan kami menuliskan apa yang telah mereka kerjakan dan bekas bekas
yang mereka tinggalkan. Dan segala sesuatu kami kumpulkan dalam kitab induk
yang nyata (lauh-mahfudz)."
Jama’ah Shalat Jum’at yang
berbahagia
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa:
1. Kita hendaknya memperbanyak amal shalih demi keselamatan dan kebahagiaan didunia dan akhirat.
2. Kita hendaknya menghindar dari berbuat maksiat agar selamat dari siksa Allah SWT
3. Kita dituntut memberikan contoh-contoh yang baik menurut pandangan Islam, agar mendapatkan pahala perbuatan itu dan pahala orang-orang yang meniru serta mengikutinya sampai hari kiamat
4. Kita dilarang berbuat maksiat atau memberikan contoh-contoh yang jelek menurut pandangan Islam, agar tidak mendapatkan dosanya dan dosa-dosa orang orang yang mengikuti jejaknya sampai hari kiamat.
1. Kita hendaknya memperbanyak amal shalih demi keselamatan dan kebahagiaan didunia dan akhirat.
2. Kita hendaknya menghindar dari berbuat maksiat agar selamat dari siksa Allah SWT
3. Kita dituntut memberikan contoh-contoh yang baik menurut pandangan Islam, agar mendapatkan pahala perbuatan itu dan pahala orang-orang yang meniru serta mengikutinya sampai hari kiamat
4. Kita dilarang berbuat maksiat atau memberikan contoh-contoh yang jelek menurut pandangan Islam, agar tidak mendapatkan dosanya dan dosa-dosa orang orang yang mengikuti jejaknya sampai hari kiamat.
اِنَّ أَحْسَنَ الْكَلاَمِ كَلامُ اللهِ الْمَلِكِ
الْعَلّامِ. وَاللهُ يَقُوْلُ وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِي الْمُهْتَدُوْنَ. وَإِذَا
قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُواْ لَهُ وَأَنصِتُواْ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ.
أعُوْذُ باللهِ مِنَ الشّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. فَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ
خَيْراً يَرَه. وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرّاً يَرَهُ. بَارَكَ اللهُ
لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ. وَنَفَعَنِي وَاِيِّاكُمْ بما
فيه مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. اِنّهُ تَعَالَى جَوَّادٌ كَرِيْمٌ
رَحْمَانٌ رَحِيْمٌ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar